Senin, 01 Juli 2019

8

019.07.02 07-22 ogika, "Kairo, 1952, hal. 65-69: iuga, ibid," Me V, 1) yaitu kekhasan dan universalitas adalah peristiwa "yang terjadi pada esensi. Unirersalitas hanya dapat dilihat dalam pikiran- pikiran  kita, dan Ibnu Sina mengambil pandangan fungsional tentang keras universal: pikiran kita mengabstraksi yang universal atau konsep-konsep umum, di mana hal itu dapat merangkum keragaman vang tak terbatas dari dunia ini secara ilmiah, yaita yang terkait dengan oby ek.  dunia lahiriah, esensi Lidak maujud, kecuali dalam pengertian yang metaforik, arti dalamı pergertian dengan obvek-obyek yang dianggap sesuai untuk menghubungkan. Kemaujudan kemaujudan di dunia lahiriah sebagai obyek-obyek, apakah ada yang benar-benar sama dengan yang benar, la katakan, "  adalah tidak mungkin bahwa esensi yang sama sama mewuiud dalam banyals hal "(" Met V, 2), demilkian pua, pentingnya yang menghargai kesejahteraan 'Amr, ia terkait dengan, lantaran kondisi-kead aan terten  tu.  Keadaan- tertentu yang dimiliki peran pada diri pribadi Zaid .... demikian oula peran pada manusia 'atau manfaat' sesuai semua yang berkaitan dengan ("Met", V, 2).  Jelaslah, sebagian besar dari permyataan terakhir, itu "esensi" berubah pada setiap individu.  Karena itulah mengapa kita harus mengatakan bahwa layang-layang menganggap esensi sebagai universal, maka keberlangsungan adaan tertentu yang nyata merupakan sesualu yang melampau dan meluas di mental dengan menghubungkan bangunan esensi atau suatu keiadicalah sebuah file yang ditambahkan pad "dari esensi tersebut. Ada dua hal yang  harus dicatal di sini. Pertama adalah meminta yang ditambahan, bukan pada obyek-ooyelt yang ada-hal ini akan musykil-kecuali pada esensi. Hal ini karena ada yang menemukan apakab ia ada atau tidak, pada k nyataannya setiap konsep adalah  "Sesuatu vang darinva pernyat dan dapet dibuat, baik positip maupun negatip.  Adanya ketidak-adaan pur adalah 'seseorang, sebab seseorang dapat membahas- nya.  (Pecbedaan antara "sesuatu" dan beberapa kema ujudan, ditulis Tbnu Sina (Met ", I, 5) yeng dengan cara yang telah disetujui kembal dalam logilk sekarang ini, dibaca dari Stoie (lihal, seperti, Stoicorum Veterum Fragmente, Vol 1,  hal. 117. Karena itu Ibnu Sina mengatakaraku ketika keberada- an mengeluarkan dengar esensi, lalu memulai ini sama dengin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar