Selasa, 19 November 2019

emmanuel levinas

[31/10 15:44] Ikbal: *Emmanuel Levinas*
A. Riwayat hidup Emmanuel Levinas 
       Emmanuel Levinas dilahirkan di Kaunas, Lithuania pada tahun 1906  dalam lingkungan keluarga Yahudi. Dibawah pemerintahan Tsar yaitu Lithuania dan Rusia tempat dimana agama Yahudi dan studi talmud berakar kuat. Menurut pengakuan dari Levinas sendiri bahwa ia di besarkan dengan Alkitab Ibrani serta pengarang -pengarang klasik Rusia, Tolstoi dan Puschkin.
[31/10 16:00] Ikbal: Pendidikan pertamanya ia tempuh di daerah Ukrania dimana ia menyelesaikan peristiwa- peristiwa sekitar revolusi Rusia pada tahun 1917, kemudian Levinas melanjutkan sekolah menengah di tempat kelahirannya, Kaunas. Selanjutnya pada tahun 1923, Levinas kemudian mendaftarkan diri ke universitas Strasbourg di Prancis, disana Levinas sangat terkesan melihat melihat kultur pendidikan dan suasana intelektual. Levinas kemudia mengatakan bahwa di negara Prancis, *Orang dapat melekat diri pada bangsa ini dengan hati  dan budi sama seperti asal usul*. Sampai pada tahun 1930 an Levinas memperoleh kewarganegaraan Prancis, dan sebagai pengarang Levinas menulis bahasa Prancis yang baik dan bermutu, sehingga para pembaca tidak mengira lagi bahwa filsuf Prancis ini sebenarnya berasal dari luar negri, Lithuania.
[31/10 16:07] Ikbal: Pada saat Levinas kuliah di Universitas Strasbourg Prancis, Levinas  menjadi  murid  Husserl selama dua semester, selain itu Levinas juga sempat menyaksikan kesuksesan yang di raih oleh Heidegger sebagai profesor muda, dan menggantikan Husserl pada akhir semester musim dingin di tahun 1928/29.
[31/10 16:13] Ikbal: Satu tahun selanjutnya, yaitu pada tahun 1929 Levinas menulis suatu artikel panjang tentang buku Husserl yang dikenal sebagai *Ideen I*. Dan pada tahun yang sama Levinas menerjemahkan karya Husserl yanh berjudul *Cartesianische Meditationen* (Meditasi -   meditasi gaya Descartes) ke dalam bahasa Prancis.
[31/10 16:21] Ikbal: Levinas mendapatkan geral doktoralnya di universitas Sorbonne di Paris dengan disertasi yang berjudul *La Théorie de L'intuition dans la phénoménologie de Husserl* (teori tentang intuisi dalam Fenomenologi Husserl) di tahun 1930. Dan karena tulisan tulisannya tersebut, Levinas sangat berjasa dalam memperkenalkan dalam Fenomenologi Husserl  di Prancis.
[31/10 16:59] Ikbal: Menjelang Perang Dunia II Levinas dipanggil masuk ke tentaraan Prancis,  setelah ia bergabung dalam kelompok tentara tersebut Levinas kemudian ditangkap dan di pindahkan ke Jerman sebagai tahanan perang di Tahun  1940, Levinas di tempatkan  dalam kamp nr.1492 yang dikhususkan bagi tahanan- tahanan perang keturunan Yahudi. Selanjutnya dari pengalamannya di Tahanan, bersama dengan semua kejadian sekitar Nazisme, khususnya pembantaian massal terhadap jutaan orang Yahudi (termasuk semua sanak saudaranya di Lithuania ) yang meninggalkan luka yang teramat dalam dalam jiwa Levinas, perasaan ini juga banyak dirasakan oleh  sekian banyak orang Yahudi yang sempat selamat sesudah perang dunia II. Pada waktu itu Yesaya 53 menjadi kenyataan, kata Levinas. Selama Levinas berada ditahanan ia menulis sebuah buku kecil yang berjudul *De l'existence à  l'existant* (Existence and  existents), Dalam buku kecil ini sudah tampak pikiran- pikiran original yang akan  dikembangkan lagi dikemudian hari.
[31/10 17:14] Ikbal: Setelah Levinas bebas dari tahanan, ia kemudian diangkat menjadi direktur *Ecole normale Israélite orientale* dan mendidik guru guru dengan bahasa Prancis guna untuk pendidikan di sekolah sekolah Yahudi di kawasan laut tengah. Selanjutnya, Levinas kemudian kembali memperdalam pengetahuannya mengenai Talmud ( adalah kumpulan karangan- karangan yang berisikan wejangan- wejangan dan diskusi diskusi pada Rabbi Yahudi tentang makna kitab suci dan cara hidup Yahudi) dan sekaligus Levinas memberikan ceramah- ceramah tentang penafsiran Talmud kepada himpunan sarjana sarjana Yahudi di Prancis. Uraian- uraian tentang Talmud itu Levinas  kumpulkan dalam beberapa buku, serta karangan -karangan kecil tentang agama dan kebudayaan Yahudi juga dikumpulkannya dalam buku *Difficile liberté* (kebekasan dan kesukaran) di tahun 1963. Dan pada tahun 1976 terbit edisi kedua dengan pelbagai perubahan dan tambahan.
[1/11 08:53] Ikbal: C. Metafisika tentang *Yang Lain*
         Levinas adalah seorang filosof yang juga sangat berpenharuh pada pemikiran filsafat, Levinas memiliki karya besar yang di beri judul Totalité et infini Essai sur L'exteriorité (totalitas dan tak berhingga) essai tentang eksterioritas. Untuk dapat mengerti apa yang di maksudkan oleh Levinas, ada baiknya kita bertitik tolak pada tiga istilah yang tercantum dalam judul tersebut, yaitu : *Totalitas, Tak berhingga,  dan Eksterioritas*. Mari kita bahas satu persatu. 
a. Totalitas
      Levinas mempunyai nada yang kurang baik akan kata tersebut. Menurut Levinas, seluruh filsafat barat selama ini mengejar totalitas, artinya filsafat ingin membangun suatu keseluruhan yang berpangkal pada "ego" sebagai pusatnya. Karena tradisi filosofis ini  selalu bertolak dari "aku" dan kembali pada "aku", maka cara berpikir serupa itu oleh Levinas disebut juga *la philosohie du Même* (the philosophy of the same).
[1/11 09:14] Ikbal: Beberapa pernyataan para filosof modern yang oleh Levinas dianggap sebagai totilitas yang ia sebut sebagai *Ontologi*. Diantaranya adalah pendapag Plotinus yang mengatakan bahwa *Jiwa tidak pernah pergi ke sesuatu yang lain dari pada dirinya sendiri*. Dalam filsafat modern titik tolak ini mendapat kedudulan yang kuat sejak pernyataan Descartes tentang *Cogito Ergo Sum* (aku berpikir, jadi aku ada). Dengan Descartes filsafat modern menjadi *Egologi*. Dan egologi itu berkembang terus sampai dengan Husserl dan murid muridnya (Husserl sendiri menghunakan egologi untuk menunjukkan filsafatnya). Sartre misalnya masih melukiskan aktivitas khas manusiawi sebagai *Totalitas*. Tendensi ini tampak dengan jelas sekali dalam idealisme  ada dimengerti sebagai imanensi atau interioritas. Bagi idealisme ada itu sama dengan kesadaran yang mengkontruksi dirinya sendiri. Yang lain hanya ada karena dan bagi kesadaran diri.

Senin, 01 Juli 2019

9

2019.07.02 07:22 atu "dan, karena itu, persetujuan-persetujuan semacam" menguntungkan ". Tapi" ini bukan soal hal-hal yang ada yang informatif dan menguntungkan, karena hal-hal itu menambah esensi hal yang baru.  Ke- dua, harus kita catat sebagai Ibnu Sina membahas materi itu pada beberapa tempat sebagai prinsip kemajemukan bentuk atau esensi, tetapi ia tidak pernah mengatakan materi itu prinsip dari mana maujud.  Prinsip tunggal mencari sesuatu yang ada adalah bahan Tuhan adalah penyebab okasional kemaujud, yang mensuplai sifat-sifat lahiriah kemajemukan.  Ibnu Sina, tetapi juga terkait dengan sebagian besar ungan yang mendasar di dalam tulisan tradisional yang member babas istilah "perubahan dan" esensi "  , adalah mutlak perlu. Pernyataan-keputusan tentang kemaujudan T dalam hubungan ini, "kejadian" B. Hub

8

019.07.02 07-22 ogika, "Kairo, 1952, hal. 65-69: iuga, ibid," Me V, 1) yaitu kekhasan dan universalitas adalah peristiwa "yang terjadi pada esensi. Unirersalitas hanya dapat dilihat dalam pikiran- pikiran  kita, dan Ibnu Sina mengambil pandangan fungsional tentang keras universal: pikiran kita mengabstraksi yang universal atau konsep-konsep umum, di mana hal itu dapat merangkum keragaman vang tak terbatas dari dunia ini secara ilmiah, yaita yang terkait dengan oby ek.  dunia lahiriah, esensi Lidak maujud, kecuali dalam pengertian yang metaforik, arti dalamı pergertian dengan obvek-obyek yang dianggap sesuai untuk menghubungkan. Kemaujudan kemaujudan di dunia lahiriah sebagai obyek-obyek, apakah ada yang benar-benar sama dengan yang benar, la katakan, "  adalah tidak mungkin bahwa esensi yang sama sama mewuiud dalam banyals hal "(" Met V, 2), demilkian pua, pentingnya yang menghargai kesejahteraan 'Amr, ia terkait dengan, lantaran kondisi-kead aan terten  tu.  Keadaan- tertentu yang dimiliki peran pada diri pribadi Zaid .... demikian oula peran pada manusia 'atau manfaat' sesuai semua yang berkaitan dengan ("Met", V, 2).  Jelaslah, sebagian besar dari permyataan terakhir, itu "esensi" berubah pada setiap individu.  Karena itulah mengapa kita harus mengatakan bahwa layang-layang menganggap esensi sebagai universal, maka keberlangsungan adaan tertentu yang nyata merupakan sesualu yang melampau dan meluas di mental dengan menghubungkan bangunan esensi atau suatu keiadicalah sebuah file yang ditambahkan pad "dari esensi tersebut. Ada dua hal yang  harus dicatal di sini. Pertama adalah meminta yang ditambahan, bukan pada obyek-ooyelt yang ada-hal ini akan musykil-kecuali pada esensi. Hal ini karena ada yang menemukan apakab ia ada atau tidak, pada k nyataannya setiap konsep adalah  "Sesuatu vang darinva pernyat dan dapet dibuat, baik positip maupun negatip.  Adanya ketidak-adaan pur adalah 'seseorang, sebab seseorang dapat membahas- nya.  (Pecbedaan antara "sesuatu" dan beberapa kema ujudan, ditulis Tbnu Sina (Met ", I, 5) yeng dengan cara yang telah disetujui kembal dalam logilk sekarang ini, dibaca dari Stoie (lihal, seperti, Stoicorum Veterum Fragmente, Vol 1,  hal. 117. Karena itu Ibnu Sina mengatakaraku ketika keberada- an mengeluarkan dengar esensi, lalu memulai ini sama dengin

7

22 ngk asa, maka ia harus memberikan arti yang obyektif.  Meskipu demikian, benarlah bahwa Ibnu Sina telah melihat kesulitan pria desar dari logika kemaujudan.  Dan logika modern kita itu sendiri yang memiliki teknik-teknik unggul dan corak-corak yang berarti tampak menyelesaikan masalah, Ia telah mendukung keras untuk menyanggah apa itu, memindahkan kapal itu sendiri tidak ada, saya tidak adeng membiearakan "sesuatu" itu,  tentang objek seeara umum atau suatu kumpulan sifat.  Namun apakah hal ini benar-henar begitu?  Apakah musykil untuk mengatakan bahwa ini adalah kapal ruang angkasa?  Di samping itu, utama di masa depan adalah kata-kata "kumpul-an sifat-siapakah sifat-sifat itu, dan yang mana yang sedang saya perbincangkan? Di samping arti" kejadian "ini sebagai hubungan yang khas dan unik dari sesuai dengan Ibnu Sina  Memiliki pengertian filosofis yang lain yang tidak ortodok. la menyangkut hubungan kemaujudan nyata dengan esensi atau bentuk tertentunya, yang juga Ibnu Sina-Eyebutnya yang terkait. Penggunaan istilah "situasinya" sangat beragam dalam konteks Ibnu Sina, oleh karena itu, tanpa meugetahui yang dimaksud dengan benar,  orang akan salah tafsir terhadap doktrin-doktrin bertentangan. Sekarang, jika dua konsep dapat dibeda- Pah, maka itu harus laki-laki unjukkan dua ke atas yang berbeda, didukung 9junya, empedu dua konsep ini bersuma-sama mewujud dalam  sesuatu, Ibnu Sina menggambarkan hubungan timbal-balik heauanye itu scbagai kejadian, yaitu, mereka menjadi bersama, nesrinun masing-masing mewujud sepenuhnya.  contuh.  antara esensi dan kemaujudan, antara universalitas dan eaensi kapan pun saya berbicara tentang kapal maujud dengan Tuhan, istilah "kejadian" katakanlah di atas, dan menurut Tonu Sina, esensi makhluk dalam pikiran Tuhan dan dalam pikiran-pikiran intelegensi-intelegensi aktif) sebelum alhal  vang ada itu maujud di dunia lahiriah, dan mereka uga ada di pkiran kita setelab mereka itu mewujud.  Namun, tingkat esensi ini sangat berbed a.  Dan perbedaan tiak hanyakarena perbedaan pemahaman tentang satu yang menentukan kratif, sementara lainnya bersifat imitatif, Sebaliknya, eniu tidak universal dan ridak pula khas, tetapi ia hanyalah nsi, Eemudian ia sesuai (al-Syifa, "Pengantar Menuju 109

6

2019.07.02 07:21 sengketa sebagai peristiwa yang berkaitan dengan objek ika dibedakan dari esensinya), ia sepenuhnya-mata mengartilkannya ebagai hubungan dengan Tuhan;  karena itu, bukan merupakan kejadian yang biasa.  Lebih jauh lagi, jika eksistensi adalah suatu peristiwa (yang biasa), maka seseorang dapat mempertimbangkannya dengan cara demikian dan tetap melanjutkan terus berbicara sepuluh-tang objeknya tetap dapat dibahas untuk kejadian-kejadian lain dan, sungguh, sesuai hal itu, Ibnu Sina  ter-paksa (jika ia menerima eksistensi sebagai suatu peristiwa) pendapat Meinongian yang juga disetujui oleh para Mutakallim Muslim tentang ketidakadaan juga mesti "ada".  Tapi ini adalah doktrin yang mengundang untuk Ibnu Sina.  Bahasan tentang topik ini dapat ditemukan di seluruh artikel yang ada di dalam catatan no.  5 di dalam hab ini Di sini kami hanya memberikan satu bagian, di mana filosof kita mengkritik pendapat orang-orang yang meyakini "benda" yang tidak ada, mes kipun demikian, harus "ada yang bisa kita dapat bahawa," katanya.  ", I, 5)," Orang-orang yang puas dengan pendapat ini meyakini tentang benda-benda yang dapat kita ketahui (misalny a, dengan mengenalnya) dan dapat kita bicarakar adalah benda-benda yang berhubungan dengan dunia ketidak bera daan, di  - mana sifat non-eksistensi nmerupakan beberapa atribut. Siapa pun yang ingin tahu lebih jauh tentang hal ini, ia harus membahas lebih lanjut tentang ketidaksesuaian yang telah mereka bahas dai vang tidak bermanfaat untuk ditelusuri. "  Sesungguhnyi menurut Tbmu Sina, ide-ido tentang eksistensi dan hubungan adalal ide-ide utama yang harus menjadi awal pembicaraanankita.  Konsep yang tidak dapat diturunikan ini adalah dasar-dasar b kita untuk memberi kategori dan atribut lain untuk benda-benda.  dan karena itu, nereka resolusi, resolusi harus mengguriakan istilah-istilah dan konsep-konsep lain turunan, pi tel I, 5) Sekarang akan muncul tampilan masalab itu hukarlah masala metafisik, masalah-masalah yang mungkin terkait.  Ihnu Sina telah beru saha menanggung jawabnya.  Bagaimana mungkin kita bisa membicarakan sesuatu yang tidak ada, dan kemudian bertanya apakah artinya?  Jawabannya adalah kita dapat melakukan demikion, Ikarena kita melakukan cbyek-objek ini dalam pikiran kita.  Namun, tidak dapat diragukan lagi, bahwa imaji-imaji kita masir.gasal tidak dapat menciptakan makna-makna dari wujud-wujud ini katena adanva alasan v jelas babwa, kompilasi membicaralran sesuatu, misalnya, kapal ruang 108

5

019.07.02 07:21 bahwa eksistensi yang tersusun juga tidak bisa hanya mewakili aleh bentuk dan materi saja, tetapi harus ada "sesuatu yang ain".  Akhirnva di dalam "Met" VIII, 5, ia menjelaskan kepada kita bahw "semua tentang yang Esa, yang esensi-Nya adalah Tunggal dan Maujud, mempercayai eksistensinva dari sesuatu yang ain Di dalam dirinya sendiri, ia lavak untuk mendapatkan bantuan akuisisi  Sekarang, ia bukan material itu sendiri, Lanpa bentuknya, atau bentuknya sendiri tanpa materialinya yang pantas men- dapatkan ketidaksesuaian itu, tetapi adalah sernuanya (bentuk dan materi). "  Inilah mengapa Mengapa Ibnu Sina menggunakan tiga referensi untuk menganalisis keberadaan objek materi, di samping rumusan tradisional Yunani itu.  Harus dicatat bahwa apa yang ada di kembargkan di sini adalah doktrin Aristoteles.  Banyak sErjana yang berkeyakinan bahwa Ibnu Sina, di sini, ikuti pend apa.  Aristoteles dan Neo-Platonik, tetapi dari segi lain, doktrin Neo-Platonik adalah sama dengan Aristoteles, yaitu dua bagian yang terdiri atas bahan dan bentuk, kecuali itu, menurut Plotinus yang dibuat oleh Plato, bentuk-bentuk itu memerlukan status untologis yang  lebih tinggi dan ada dalam kesadaran Tuhan, dan kemudian la-lah yang mulai bertuk ada sebagai rateri.  Oleh kare na yang dapatlah dibayangkan sebagai eksistensi se 52amgguhnya yang mendukung bentukan benda, tetapi ia lebih mewakili xbungan dengan Tuhan: Jika Anda melihat benda di kait- Rrya dengan yang terkait dengan Tuhan yang diundang, lalu bende itu ada, dan benda itu ada karena keniscayaan.  komudian, eksistens.nya itu dapat dibahas, tetapi hila keluar dari hubungan dengan Tuhan, maka adanva sesuatu yang hilanglah pengertian sebuah makaanya.  Inilah aspek hubungan yang dibahas Ibnu Se dengan istilah "kejadian" dan mengatakan eksistensi LE atalah suatkejadian.  Seia ke bnu Rusyd mengkritik, yang dalam beberapa hal, lab lk an Ibnu Sina yang menolak tentang substansi setiap gai sesuratu yang ada dengan sendirinya;  Akuarium yang membahas tentang perbedaan antara esensi dan eksistensi yang berbeda di bawah ini adalah Ibnu Sina yang juga mengkritik Ibnu Rusyd, mesk ipun ia sendiri juga memutarbalikkan Sma tentang konteks dasar dan kebenaran, meng kan para ahli sejarah pada abad ke dua di Barat  ber r sama dengan Ibnu Sina, katakanlah bahwa keberadaan ah seta mata peristiwa di antara peristiwa-peristiwa LaiKami telah mengatakan bahwa ibnu Sina membahas dar cer outa eapa 107

4

019.07.02 07:21 sekarang kami akan menganalisisnya sesuai bahan-bahan ya kompiek, yang telah diwariskan oleh Ibnu Sina kepada kita.  Ei Dari sudut pandang metafisik, teori itu kembali melengkap yang diperluka, yaitu bentuk dan materi.  Menurut Aristoteles, ini adalah analisis sudut pandang Aristoteles tentang maujud menjadi dua eleme bentuk jumlah total dasar dan kualitas-kualitas yang dapat diuniversalkan yang membentuk definisi;  m teri pada setiap sesuatu memiliki kemampuan untuk menerima kualitas-kualitas lersebut dan dengan bentuk itu, maka terisd.  lah exsistensi individu.  Namun, dua, bentul adalah universal, karena itu, tidak iklan.  Demikian pula materi, sebagai wujud potensiitas murni, laki-laki jadi tidak ada, karena hal itu mewujud hanya melalui bentuk.  Kemudian, bagaimana sesuatu menjadi ada dengan tidak ada- bentuk dan bahannya?  Kesulitan kedua timbul dari kenyataan itu, meskipun Aristoteles umum berlaku tentang de Einisi atau esensi dari sesuatu adalah bentuknya, tetapi ia pada bé glan-bagian penting lainnya (yaitu, De Animu, Vol. I, bab 1, 403, 27 f.  Dengan menambahkan esensi sebagai tersebu, dengai demikian, maka dapat membantu kita dengan resolusi sebagiar daripadanva. Kemudian jika kita mengan gap bentuk ian bahan sebagai penyusun resolusi, maka kita pasang surut akan mendapatkan eksistensi sesuatu yang benar.  Yang menentukan OLEH seluruh Aristoteles yang mem bahas tentang wujud yang terancan oleh kehancuran. Karena itu, mengapa Ibnu Sina berkeyakinan yang hanyut dari beatuk dan materi yang hanya akan dapat memperoleh eAsistensi vang uyata, hanya saja kualitas-kualitas yang cocok untuk betalan la telah mengaralisis  dalam kesempatan yang panjang, b bungan artara bentuk dan materi dalam al Svifa ("Met" II, 4 da Met "VL, 1), di mana ia me  Bagaimana cara mendapatkan niat ini? Bagaimana cara mengaktifkannya? Di BEgian ni telah menemukan artikelF Ralkman "Esetee 3th Exisenoe in Avicenna, dalam Madiaccal cnd Reavissane Sudes xOrd, walupur mendiskusikan-ya  di sini sampai tingkat terlenlu telah menguban pemaparan UG