Selasa, 23 April 2019

Deks


             FILSAFAT SEJARAH HEGEL
Dekskripsi Tema.
     " makna kehidupan yang paling mendalam ada pada apa yang mereka sebut 'Ruh Dunia'."

       Dalam pembahasan ini, Hegel juga menggunakan istilah 'ruh dunia'tetapi dalan suatu pengertian baru. Ketika Hegel berbicara tentang 'ruh dunia' atau 'akal dunia', yang dimaksudkannya adalah seluruh perkataan manusia, sebab hanya manusia yang mempunyai 'ruh'.

Dalam pengertian ini, dia dapat membicarakan kemajuan ruh dunia sepanjang sejarah. namun, kita tidak boleh lupa bahwa Dia mengacu pada kehidupan manusia, pikiran manusia, dan kebudayaan manusia
Seperti halnya dengan Kant yang mempunyai teori ' das Ding an Sich'. Meskipun Kant bahwa manusia mungkin dapat memiliki kesadaran yang jernih tentang rahasia-rahasia alam yang paling dalam, Hegel mengakui bahwa adanya semacam kebenaran yang tak dapat dicapai. Hegel mengatakan bahwa kebenaran itu subjektif dan dengan demikian menyangkal adanya kebenaran tertinggi di atas atau di luar akal manusia. Semua pengetahuan adalah pengetahuan manusia.

       Sesungguhnya sangat diragukan apakah kita dapat mengatakan bahwa Hegel mempunyai 'Filsafat' sendiri. Yang biasanya di kenal sebagai filsafat Hegel terutama adalah metode untuk memahami kemajuan sejarah. Filsafat Hegel tidak mengajarkan apa- apa pada kita tentang hakikat batiniah kehidupan, tapi ia dapat mengajari kita untuk berpikir secara produktif.

       Seluruh sistem filsafat sebelum Hegel mempunyai satu kesamaan, yaitu usaha untuk menetapkan kriteria abadi untuk apa yang dapat diketahui manusia tentang denia. Hal ini berlaku juga bagi Descartes, Spinoza, Hume, dan Kant. Setiap orang berusaha untuk melidiki dasar kesadaran manusia. Tapi mereka semua telah membuat pernyataan mengenai faktor pengetahuan manusia yang kekal tentang dunia.

   Bukankah itu tugas seorang filsafat ?

     Hegel tidak percaya hal itu mungkin. Dia yakin bahwa dasar kesadaran manusia berubah dari satu generasi ke generasi berikutnya. Oleh karena itu, tidak ada
" Kebenaran Abadi", tidak ada akal yang kekal. Satu- satunya titik pasti yang dapat dijadikan pegangan bagi filsafat adalah itu sendiri. Hegel menganalogikan pandangan tersebut seperti, " sebuah sungai juga selalu berubah, itu bukan berarti bahwa kamu tidak bisa membicarakan tentangnya". Tapi kamu tidam dapat menhatakan di tempat mana di di lembah itu sengai tersebut merupakan sungai 'yang paling benar".

Demikian juga bagi Hegel, sejarah itu seperti sungai yang mengalir. Setiap gerakan kecil apapun dalam air di tempat tertentu di tentukan oleh jatuh dan besarnya air dahulu. Tapi gerakan- gerakan ini pun di tentukan oleh bebatuan dan lika liku sungai  pada titik dimana kamu mengamatinya.

Dalam sejarah pemikiran atau akaladalah seperti sungai ini. Pemikiran-pemikiran yang dicuci sepanjang aliran tradisi yang telah lewat, serta kondisi-kondisi material yang ada pada waktu itu, ikut berpengaruh menentukan caramu berpikir. Oleh karena itu, kamu tidak dapat menyatakan bahwa pemikiran tentu benar selama-lamanya. Tapi pemikiran itu bisa jadi benar dari tempat kamu berdiri. Oleh karena itu, kamu tidak dapat menyatakan bahwa pemikiran tertentu benar selama-lamanya. Tapi pemikiran itu bisa jadi benar dari tempat kamu berdiri.

1. Refleksi
    Hegel mengemukakan bahwa dalam kaitan dengan refleksi filsafat pun, akal itu dinamis, dalam kenyataannya itu merupakan suatu proses.  Dan 'kebenaran' adalah proses yang sama, sebab tidak ada kriteria diluar proses sejarah itu sendiri yang dapat menentukan apa yang paling benar atau paling masuk akal.

     Hegel menyatakan bahwa 'ruh dunia'  berkembang menuju pengetahuan itu sendiri yang juga terus berkembang. Sama halnya dengan sungai, menjadi semakin lebar ketika mendekati laut. Menurut Hegel, sejarah adalah kisah tentang 'ruh dunia' yang lambat laun mendekati kesadaran itu sendiri. Meskipun dunia itu selalu ada, kebudayaan manusia dan perkembangan manusia telah membuat ruh dunia semakin sadar akan nilainya yang hakiki.

Menurut Hegel, ruh dunia merupakan realitas  sejarah, itu bukan suatu ramalan, siapa pun yang mempelajari sejarah akan mengetahui bahwa umat manusia telah melangkah maju menuju 'pengetahuan diri' dan 'perkembangan diri' yang semakin meningkat. Hege juga berpendapat bahwa telaah atas sejarah menunjukkan bahwa umat manusia bergerak menuju rasionalitas dan kebebasan yang semakin besar. Meskipun ada banyak kendala, perkembangan sejarah selalu bergerak maju. Kita katakan bahwa sejarah itu mengandung makna tertentu.

Sejarah adalah suatu rangkaian perenungan yang panjang. Hegel jugaenunjukkan laturan-aturan tertentu yang berlaku bagi rangkaian perenungan ini siapapun yang mempelajari sejarah secara mendalam akan mengetahui bahwa suatu pemikiran biasanya diajukan atas dasar pemikiran-pemikiran lain yang sebelumnya pernah diajukan, ia akan di hadapkan pada pemikiran lain, satu ketegangan akan muncul di antara dua cara berpikir yang saling bertentangan ini. Tapi ketegangan itu di cairkan oleh pemikiran ketiga yang dapat menunjukkan hal-hal terbaik dari kedua sudut pandang tersebut. Hegel menyebut ini suatu pro1ses dialektis.



Tokoh

1. Tokoh-tokoh Sejarah
       Jika ada orang yang ingin secara lebih saksama dan lebih mendalam mempelajari kehidupan bangsa-bangsa lain, kiranya dapat disebutkan disini bebberapa nama tokoh sejarah yang telah sebegitu mendalam dan dalam rentang waktu yang panjang telah mempelajari segala hal ihwal peristiwa kesejarahan.  Meskipun diantara mereka tak satupun yang berpikir dan merasa menjadi tokoh sejarah. Hal ini tentu saja disebabkan karena mereka adalah tokoh sejarah yang memiliki kepedulian sejarah secara lansung terhadap setiap peristiwa kesejarahan yang terjadi. Mereka mempelajari setiap peristiwa sejarah tidak hanya sebatas untuk pengetahuan pribadi semata, akan tetapi lebih dari itu dengan sepenuh hati dan segala kesungguhan serta secara lebih mendalam bahkan mamou menikmati setiap karya kesejarahan yang mereka ciptakan.

Beberapa nama tokoh itu antara lain :
a. Herodotus (sang bapak sejarah)
       Dalam karyanya persian, wars
b. Thucydides
      Dalam karyanya peloponnesian war,
c. Xenophone
        Dengan karya originalnya yang berjudul  the persian expedition
d. Caesar
     Dengan karyanya yang berjudul
Commertaries.
e. Guicciardinia
        Dengan karyanya History of Italy (1936)

   Mereka adalah nama-nama tokoh yang jelas memiliki masterwork yang dihasilkan dari pemikiran-pemikiran besarnya. Pada masa-masa terdahulu, nampak jelas memang para ahli sejarah tersebut merupakan tokoh besar dan seorang negarawan yang disegani baik oleh kawan mauoun lawan. Sedangkan pada abad pertengahan situasinya sudah sedikit berbeda, sebab sejarah berada di tangan para mentri atau uskup yang berada pada pusat-pusat kekuasaan.

Persoalan yang dapat kita lihat sesungguhnya adalah persoalan paling mendasar yang mereka ungkapkan yaitu persoalan hidup dan persoalan-persoalan terkini yang dihadapi di sekitar dunia mereka. Kebudayaan yang sedang berlansung dan melingkupi para pengarang tersebut, juga berbagai peristiwa yang terjadi saat karya-karya ini dikerjakan, pun pula spirit yang menjiwai para pengarang tersebut, dan juga peristiwa yang terjadi saat karya-karya itu dikerjakan, pun pula spirit yang menjiwai para pengarang serta berbagai langkah yang di berikan pada dasarnya merupakan persoalan persoalan yang sama, seiring dan serupa. Semuanya menggambarkan apa yang mereka saksikan atau yang paling tidak rentetan peristiwa kehidupan yang mereka alami. Sepenggal untaian waktu yang singkat, pola-pola individual manusiawi maupun rangkaian peristiwa yang terjadi semuanya perupakan hal yang luar biasa. Karya karya yang tampa perenungan dihasilkan dari sebuah potret masa, dengan harapan agar gambaran tersebut dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya secada gamblang dan jelas sesuai yang mereka amati secara lansung atau yang mereka perhitungkan dari saksi sejarah yang lain. Dia tidak berkepentingan dan juga tidak khawatir terhadap berbagai perenungan pada berbagai peristiwa tersebut, baginya kehidupan di dalam the spirit of the times merupakan hal yang segala galanya dan tidak boleh tidak semua itu melebihi mereka.

Metode sejarah

               FILSAFAT SEJARAH (HEGEL)
                     Oleh: Ikbal Alimuddin

                METODE-METODE SEJARAH

A. Dekskripsi Tema

Sesungguhnya sangat diragukan apakah kita dapat mengatakan bahwa Hegel mempunyai 'Filsafat' sendiri. Yang biasanya di kenal sebagai filsafat Hegel terutama adalah metode untuk memahami kemajuan sejarah. Filsafat Hegel tidak mengajarkan apa- apa pada kita tentang hakikat batiniah kehidupan, tapi ia dapat mengajari kita untuk berpikir secara produktif.

        Sejarah, menurut Hegel, adalah serangkaian kisah cerita perkembangan kesadaran akan kebebasan di dunia, suatu perkembangan semangat kemanusiaan di masa- masa melewati pertumbuhan dari kesadaran dirinya. Dalam pembahasa sejarah ini, Hegele memberikan beberapa metode yang berkaitan dengan sejarah yaitu, asal usul sejarah, perenungan sejarah dan sejarah kefilsafatan dunia.

B. Asal- usul Sejarah
1. Tokoh - tokoh Sejarah
       Asal muasal sejarah, menurut Hegel, dalam pembahasan ini perlu dihadirkan beberapa nama tokoh dalam sejarah yang memiliki pengaruh yang besar bagi dunia, diantaranya adalah Herodotus, Thucydides dan tokoh- tokoh sejarah lain dengan segala gambarang sepak terjangnya. Kerena bagi Hegel, berbagai fakta dan situasi yang mereka saksikan yang kemudian mereka tuangkan dalam karya- karya yang mereka hasilkan. Bisa menjadi sumber untuk menentukan asal muasal

       Menurut Hegel, sudah barang tentu para sejarawan awam sedemikian mengandalkan dan menyandarkan diri pada berbagai laporan serta catatan pihak lain, karena memang tidak mungkin seseorang mampu memandang berbagai persoalan yang dihadapi secara mandiri tampa peran serta pihak lain, sehingga para sejarawanpun membalut bersama dan apa yang menjadi kekurangan mereka sepanjang bentangan waktu dan menempatkan semua itu pada ingatan dan menyerahkannya pada keabadian.
  
      Disamping itu berbagai legenda, lagu- lagu rakyat,  dan berbagai sumber ragam tradisi masyarakat semunya tidak bisa dijadikan sebagai sumber untuk menentukan  asal muasal sejarah, karena menurut Hegel, semua itu tidak jelas dan mengaburkan berbagai metode sejarah, atau lebih tepatnya kesemuanya itu hanya merupakan mentalitas masyarakat yang belum melek huruf.

2. Sumber Sejarah 
        Sebaliknya dalam pandangan Hegel, yang dapat dijadikan sumber untuk menentukan asal muasal sejarah adalah hal- hal ihwa mengenai apa yang diketahui dan diinginkan masyarakat. Dengan demikian, para ahli sejarah awal mengusung berbagai peristiwa, juga berbagai aksi dan situasi yang mereka hadapi dalam gambaran berbagai karya. Oleh karena itu, menurut Hegel, kandungan isi berbagai sejarah tersebut, tidak bisa menjadi cakupan sejarah eksternal besar.
C. Perenungan Sejarah
  
   Metode yang kedua yang dikemukakan oleh Hegel adalah apa yang dinamakannya metode reflektif. Menurut Hegel, sejarah dalam pengertian ini adalah orang-orang yang dapat menghadirkan semangat tertentu untuk sepanjang zaman melampaui waktu saat ahli sejarah masih hidup. Berkenaan dengan hal tersebut, Hegel membuat membuat beberwpa pembagian tipe yang berbeda yaitu:
1. Sejarah semesta
       menurut Hegel, tipe ini sesungguhnya merupaka cara terbaik asalkan pendekatan model pertama ini dilakukan oleh para ahli sejarah, lalu ditulis secara jelas dan gamblang sehingga para pembaca mampu menangkap kesan dari apa yang mereka dengar dari berbagai cerita suatu peristiwa secada kontemporer dan dengan mata kepala sendiri.
          Akan tetapi menurut Hegel, apabila hal ini hanya dilakukan oleh seorang ahli sejarah saja, dimana seorang ahli sejarah tersebut harus dan hanya memiliki sebuah kebudayaan khusus maka selalu saja akan menampilkan nada- nada sumbang karena hanya sekedar meng-cover sejarah yang ia saksikan pada masanya saja, dan sudah barang tentu, sebagaimana yang sering kali terjadi, penulis tidak mampu membawa dan menyampaikan spirit sejarah maupun spirit zaman, dia hanya akan menyampaikan suatu hal yang sangat berbeda dengab ruh semangat zaman.

2. Pragmatis
       Menurut Hegel, ketika kita sejenak menengok pada dunia masa lalu  yang begitu jauh, maka seoalah- olah dunia itu menjadi hadir dalam pikiran kita melalui aktivitas pikiran itu sendiri dan dunia yang ditangkap kembali itu pada dasarnya merupakan pikiran- pikiran yang patut dihargai. Ada berbagai peristiwa yang tentuya berbeda- beda, tetapi semuanya itu dapat di rangkai dalam sebuah bingkai pola susunan universal dan memiliki makna yang mendalam. Pola inilah yang dapat menghapuskan kesan seolah- olah peristiwa itu merupakan peristiwa masa lalu,  dan justru membuat seoalah- olah peristiwa itu hadir kini, bahkan seolah- olah peri kehidupan masa lalu itu hadir didalam dunia masa sekarang ini. Namun demikian, apakah perenungan semacam ini benar-benar dapat memenuhi sebuah kekuatan dan kepentingan tertentu, hal itu jelas tergantung pada pemikiran penulisnya.

3. Kritis
        Menurut Hegel, tipe ini memang harus dikemukakan di sini karena merupakan trend
Baru kesejarahan yang saat ini sedang marak di jerman. Apa yang dimaksudkan dengan sejaraj disini bukanlah sejarah itu sendiri melainkan sejerah penulis kesejarahan. Serta evaluasi kritis atas pertimbangan kesejarahan serempak dengan penyelidikan kebenarannya sekaligus uji kelayakan apakah penulis tersebut memang pantas untuk dipercaya, apa yang dimaksudkan disini menjadi perkecualian, sebab memuat pemikiran yang cerdas penulisnya di dalam menyerap suatu hal yang baru dari berbagai catatan kesejarahan, bukan dari hal-hal yang berada dalam diri mereka sendiri. Contoh: Bangsa Prancis dalam hal ini, memiliki pemikiran yang sangat bijak dan kontribusi yang sangat besar di bidangnya. Pada umumnya, mereka memiliki pemikiran yang sama, mereka tidak hanya sekedar melakukan validasi terhadap prosedur kritis inisebagai suatu hal yang menyangkut kesejarahan, tatapi lebih dari itu mereka telah mengorganisir evaluasisnya di dalam sebuah format risalah ilmiah yang kritis.

4. Spesialisasi
        Menurut Hegel, meskipun spesialisasi itu merupakan abstraksi dari keseluruhan, namun tipe ini merupakan sebentuk transisi menuju sejarah kefilsafatan dunia, dengan mengambil satu titik persoalan atau sudut pandang yang universal (misalnya saja, sejarah seni, sejarah hukum, sejarah agama). Pada masa kita sekarang, tipe sejarah konseptual ini telah dikembangkan sedemikian luasnya karena memang memiliki banyak keunggulan dibanding dengan tioe yang lain. Berbagai cabang dari bagian ini, terkait secara luas dengan totalitas sejarah suatu masyarakat. Hanya saja persoalannya adalah apakah totalitas itu memang betul- betul memiliki koherensi yang jelas atau hanya sekedar mencari-cari di dalam sirkumtansi- sirkumtansi eksternal. Pada kasus yang terakhir, kebetulan kelihatannya nampak asing sekali dan berbeda dengan masyarakat lainnya.

          Dengan demikian menurut Hegel, jika perenungan sejarah itu bisa mengikuti sudut pandang yang umum, maka disitulah yang memang pantas kita catat sebagai sebuah tipe yang benar-benar bagus. Berbagai sudut pandang tersebut tidak hanya memiliki benang merah dengan berbagai persoalan diluar ataupun bahkan kepentingan dari dalam saja, tatapi lebih dari itu, tipe refleksi ini merupakan semangat pendorong dari dalam atas setiap tindakan, fakta, dan peristiwa.

D. Kefilsafatan Sejarah
     Metode  terakhir yang di kemukakan oleh Hegel adalah metode filosofis. Menurut Hegel, metode yang ketiga ini, bagaimanapun juga, nampaknya tetap memerlukan uraian penjelas atau justifikasi.
Prinsip universal ini merupaka term "filsafat sejarah" yang tidak ada persoalan signifikan lainnya kecuali kebijaksanaan konsiderasi sejarah. Inilah yang dimaksydkan oleh Hegel pemikiran filsafat terhadap sejarah.

     Disamping itu Hegel juga mengemukakan pandangannya bahwa, Apabila para filsuf melakukan pendekatan sejarah dengan menggunakan tipe pemikiran ini, ia menghubungkan sejarah sebagai sebuah bahan dasar tidak dibiarkan begitu saja adanya, tetapi lalu ditafsirkan atau di uraikan sesuai dengan gagasan ide pemikirannya a priori. Akan tetapi sejak sejarah sedikit menghindari informasi yaitu apa yang sedang dan yang telah terjadi dari berbagai tindakan, fakta dan peristiwa dan sejak sejarah tetap berada pada batas-batas yang diberikannya sendiri, maka agaknya pendekatan ini nampak berada pada situasi konflik dengan bidang kajian filsafat. Dan inilah kontradiksi yang memang sedang terjadi bersamaan dengan terpaan dan celaan yang ditujukan pada tindakan spekulasi, yang memang harus dijelaskan dan ditemukan jalan pemecahannya disini. Namun demikian, hal ini harus dilakukan tampa memasukkan berbagai pembetulan dari sejumlah sudut pandang salah yang saat ini dipegangi (atau selamanya menjadi isapan jempol) berkenaan dengan tujuan, kepentingan, dan perlakuan apakah kesejarahan itu dan keterkaitannya dengan filsafat.

E. Tanggapan
        Dalam pandangan- pandangan di atas, yaitu metode-metode sejarah yang dikemukakan oleh Hegel, saya sangat setuju dengan metode-metode sejarah yang dikemukakannya, seperti asal usul sejarah, perenungan sejarah dan kefilsafatan sejarah, yang kesemuanya memberikan kita pemahaman baru mengenai sumber-sumber sejarah, serta berbagai tipe yang digunakan dalam sejarah.

     

Minggu, 21 April 2019

Dekskripsi

DEKSKRIPSI TEMA
      Georg Wilhelm Friedrich Hegel, adalah seorang ilmuan besar yang memiliki pengaruh yang besar, Hegel lahir di Stutgart pada tanggal 27 agustus 1770. Dia masuk seminari pada usianya 19 tahun disaat pecah revolusi Perancis yang ketika itu segera meluas dan mempengaruhi seluruh daratan Eropa. Ada beberapa karya yang dihasilkan oleh Hegel, salah satunya adalah 'Filsafat Sejarah', dimana Hegel, menulis buku ini dan dirampungkan diantara desingan suara peluru perang Jena yang sedang berkecamuk, Oktober 1806.

        Dalam buku Filsafat Sejarah tersebut, Hegel menceritakan sebuah perjalanan seseorang untuk menjadi dewasa, dalam hal ini yang dimaksudkan adalah kesadaran diri, menggapai kebebasan, dan rasa saling menghargai sesama yang lain. Sejarah, menurut Hegel, adalah serangkaian kisah cerita perkembangan kesadaran akan kebebasan di dunia, yaitu suatu perkembangan semangat kemanusiaan di masa-masa melewati pertumbuhan pertumbuhan dari kesadaran dirinya.

       Dalam buku Filsafat Sejarah (sejarah dunia) tersebut, hegel juga mengemukakan tiga "dunia", atau tiga sudut pandang yang jelas tentang dunia. Yaitu, Dunia Timur (Oriental), Yunani-Roma (Greco- Roman), dan Bangsa Jerman (Germanic). Yang kesemuanya dimaksudkan oleh Hegel adalah, untuk menggambarkan kepada kita berbagai kesenjangan perbatasan spesifikasi waktu dan letak geografis. Namun yang demikian ini merupaka hal yang tepat sekali, karena " dunia-dunia" tersebut tidak terpaku pada spesifikasi waktu dan tempat. Maka bagi kita akan terasa lebih mudah untuk melihat hal itu sebagai sebuah keterkaitan formal antara yang satu dengan yang lainnya.

      Di dunia Timur (seperti Mesir Kuno, China, dan lain sebagainya), hanya ada satu orang saja yang bebas : supremasi monarki. Sementara di dunia Yunani-Roma, hanya ada beberapa orang saja yang memiliki kebebasan : yaitu, mereka yang bukan budak, wanita, orang-orang asing, dan seterusnya. Demikian juga di dunia Bangsa Jerman (misalnya dunia Kristiani Eropa), keseluruhannya memiliki kebebasan, dengan kesungguhan identitas spiritual sesuai dengan keseluruhan individu insani, semua insan memiliki kapasitas bagi bagi dirinya masing-masing. Pada tingkatan kebebasan relativ yang di perbolehkan bagi mereka, tiga dunia tersebut masing-masing memiliki hubungan keterkaitan yang dinamis antara yang satu dengan yang lainnya. Dengan demikian, bagi Hegel, sejarah adalah sebuah proses penyejarahan atau pembebasan dan pencerahan dengan maksud dan tujuan menyejajarkan kita pada kunstruksi sebuah sistem kemasyarakatan dimana setiap orang bisa untuk saling menghargai dan menjungjung tinggi kemerdekaan serta harkat dan martabatnya yang otonom, yang secara sederhana dapat dikatakan sebagai manusia seutuhnya, berkesadaran dan rasional.

    Menurut Hegel, Ada satu hal yang mesti harus disadari oleh setiap insani dimuka bumi ini yaitu kesadaran untuk menciptakan sintesa harmonis antara akal sehat dengan kepentingan masyarakat, prinsip dasar lain yang juga mesti di sadari adalah bahwa "manusia adalah hewan yang berpikir" dan "manusia adalah binatang yang bermasyarakat". Memang prinsip- prinsip tersebut merupakan prinsip lama yang digagas oleh plato, namun hal itu mengandung secarik pelajaran yang dapat kita petik bahwa sejarah itu merupakan perjuangan panjang yang berat dan melelahkan. Kepedihan melelahkan itu harus segera diakhiri, dan Hegel menunjukkan sejarah sebagai sebuah perjuangan yang hampir selesai.