Senin, 01 Juli 2019

5

019.07.02 07:21 bahwa eksistensi yang tersusun juga tidak bisa hanya mewakili aleh bentuk dan materi saja, tetapi harus ada "sesuatu yang ain".  Akhirnva di dalam "Met" VIII, 5, ia menjelaskan kepada kita bahw "semua tentang yang Esa, yang esensi-Nya adalah Tunggal dan Maujud, mempercayai eksistensinva dari sesuatu yang ain Di dalam dirinya sendiri, ia lavak untuk mendapatkan bantuan akuisisi  Sekarang, ia bukan material itu sendiri, Lanpa bentuknya, atau bentuknya sendiri tanpa materialinya yang pantas men- dapatkan ketidaksesuaian itu, tetapi adalah sernuanya (bentuk dan materi). "  Inilah mengapa Mengapa Ibnu Sina menggunakan tiga referensi untuk menganalisis keberadaan objek materi, di samping rumusan tradisional Yunani itu.  Harus dicatat bahwa apa yang ada di kembargkan di sini adalah doktrin Aristoteles.  Banyak sErjana yang berkeyakinan bahwa Ibnu Sina, di sini, ikuti pend apa.  Aristoteles dan Neo-Platonik, tetapi dari segi lain, doktrin Neo-Platonik adalah sama dengan Aristoteles, yaitu dua bagian yang terdiri atas bahan dan bentuk, kecuali itu, menurut Plotinus yang dibuat oleh Plato, bentuk-bentuk itu memerlukan status untologis yang  lebih tinggi dan ada dalam kesadaran Tuhan, dan kemudian la-lah yang mulai bertuk ada sebagai rateri.  Oleh kare na yang dapatlah dibayangkan sebagai eksistensi se 52amgguhnya yang mendukung bentukan benda, tetapi ia lebih mewakili xbungan dengan Tuhan: Jika Anda melihat benda di kait- Rrya dengan yang terkait dengan Tuhan yang diundang, lalu bende itu ada, dan benda itu ada karena keniscayaan.  komudian, eksistens.nya itu dapat dibahas, tetapi hila keluar dari hubungan dengan Tuhan, maka adanva sesuatu yang hilanglah pengertian sebuah makaanya.  Inilah aspek hubungan yang dibahas Ibnu Se dengan istilah "kejadian" dan mengatakan eksistensi LE atalah suatkejadian.  Seia ke bnu Rusyd mengkritik, yang dalam beberapa hal, lab lk an Ibnu Sina yang menolak tentang substansi setiap gai sesuratu yang ada dengan sendirinya;  Akuarium yang membahas tentang perbedaan antara esensi dan eksistensi yang berbeda di bawah ini adalah Ibnu Sina yang juga mengkritik Ibnu Rusyd, mesk ipun ia sendiri juga memutarbalikkan Sma tentang konteks dasar dan kebenaran, meng kan para ahli sejarah pada abad ke dua di Barat  ber r sama dengan Ibnu Sina, katakanlah bahwa keberadaan ah seta mata peristiwa di antara peristiwa-peristiwa LaiKami telah mengatakan bahwa ibnu Sina membahas dar cer outa eapa 107

Tidak ada komentar:

Posting Komentar