Selasa, 23 April 2019

Metode sejarah

               FILSAFAT SEJARAH (HEGEL)
                     Oleh: Ikbal Alimuddin

                METODE-METODE SEJARAH

A. Dekskripsi Tema

Sesungguhnya sangat diragukan apakah kita dapat mengatakan bahwa Hegel mempunyai 'Filsafat' sendiri. Yang biasanya di kenal sebagai filsafat Hegel terutama adalah metode untuk memahami kemajuan sejarah. Filsafat Hegel tidak mengajarkan apa- apa pada kita tentang hakikat batiniah kehidupan, tapi ia dapat mengajari kita untuk berpikir secara produktif.

        Sejarah, menurut Hegel, adalah serangkaian kisah cerita perkembangan kesadaran akan kebebasan di dunia, suatu perkembangan semangat kemanusiaan di masa- masa melewati pertumbuhan dari kesadaran dirinya. Dalam pembahasa sejarah ini, Hegele memberikan beberapa metode yang berkaitan dengan sejarah yaitu, asal usul sejarah, perenungan sejarah dan sejarah kefilsafatan dunia.

B. Asal- usul Sejarah
1. Tokoh - tokoh Sejarah
       Asal muasal sejarah, menurut Hegel, dalam pembahasan ini perlu dihadirkan beberapa nama tokoh dalam sejarah yang memiliki pengaruh yang besar bagi dunia, diantaranya adalah Herodotus, Thucydides dan tokoh- tokoh sejarah lain dengan segala gambarang sepak terjangnya. Kerena bagi Hegel, berbagai fakta dan situasi yang mereka saksikan yang kemudian mereka tuangkan dalam karya- karya yang mereka hasilkan. Bisa menjadi sumber untuk menentukan asal muasal

       Menurut Hegel, sudah barang tentu para sejarawan awam sedemikian mengandalkan dan menyandarkan diri pada berbagai laporan serta catatan pihak lain, karena memang tidak mungkin seseorang mampu memandang berbagai persoalan yang dihadapi secara mandiri tampa peran serta pihak lain, sehingga para sejarawanpun membalut bersama dan apa yang menjadi kekurangan mereka sepanjang bentangan waktu dan menempatkan semua itu pada ingatan dan menyerahkannya pada keabadian.
  
      Disamping itu berbagai legenda, lagu- lagu rakyat,  dan berbagai sumber ragam tradisi masyarakat semunya tidak bisa dijadikan sebagai sumber untuk menentukan  asal muasal sejarah, karena menurut Hegel, semua itu tidak jelas dan mengaburkan berbagai metode sejarah, atau lebih tepatnya kesemuanya itu hanya merupakan mentalitas masyarakat yang belum melek huruf.

2. Sumber Sejarah 
        Sebaliknya dalam pandangan Hegel, yang dapat dijadikan sumber untuk menentukan asal muasal sejarah adalah hal- hal ihwa mengenai apa yang diketahui dan diinginkan masyarakat. Dengan demikian, para ahli sejarah awal mengusung berbagai peristiwa, juga berbagai aksi dan situasi yang mereka hadapi dalam gambaran berbagai karya. Oleh karena itu, menurut Hegel, kandungan isi berbagai sejarah tersebut, tidak bisa menjadi cakupan sejarah eksternal besar.
C. Perenungan Sejarah
  
   Metode yang kedua yang dikemukakan oleh Hegel adalah apa yang dinamakannya metode reflektif. Menurut Hegel, sejarah dalam pengertian ini adalah orang-orang yang dapat menghadirkan semangat tertentu untuk sepanjang zaman melampaui waktu saat ahli sejarah masih hidup. Berkenaan dengan hal tersebut, Hegel membuat membuat beberwpa pembagian tipe yang berbeda yaitu:
1. Sejarah semesta
       menurut Hegel, tipe ini sesungguhnya merupaka cara terbaik asalkan pendekatan model pertama ini dilakukan oleh para ahli sejarah, lalu ditulis secara jelas dan gamblang sehingga para pembaca mampu menangkap kesan dari apa yang mereka dengar dari berbagai cerita suatu peristiwa secada kontemporer dan dengan mata kepala sendiri.
          Akan tetapi menurut Hegel, apabila hal ini hanya dilakukan oleh seorang ahli sejarah saja, dimana seorang ahli sejarah tersebut harus dan hanya memiliki sebuah kebudayaan khusus maka selalu saja akan menampilkan nada- nada sumbang karena hanya sekedar meng-cover sejarah yang ia saksikan pada masanya saja, dan sudah barang tentu, sebagaimana yang sering kali terjadi, penulis tidak mampu membawa dan menyampaikan spirit sejarah maupun spirit zaman, dia hanya akan menyampaikan suatu hal yang sangat berbeda dengab ruh semangat zaman.

2. Pragmatis
       Menurut Hegel, ketika kita sejenak menengok pada dunia masa lalu  yang begitu jauh, maka seoalah- olah dunia itu menjadi hadir dalam pikiran kita melalui aktivitas pikiran itu sendiri dan dunia yang ditangkap kembali itu pada dasarnya merupakan pikiran- pikiran yang patut dihargai. Ada berbagai peristiwa yang tentuya berbeda- beda, tetapi semuanya itu dapat di rangkai dalam sebuah bingkai pola susunan universal dan memiliki makna yang mendalam. Pola inilah yang dapat menghapuskan kesan seolah- olah peristiwa itu merupakan peristiwa masa lalu,  dan justru membuat seoalah- olah peristiwa itu hadir kini, bahkan seolah- olah peri kehidupan masa lalu itu hadir didalam dunia masa sekarang ini. Namun demikian, apakah perenungan semacam ini benar-benar dapat memenuhi sebuah kekuatan dan kepentingan tertentu, hal itu jelas tergantung pada pemikiran penulisnya.

3. Kritis
        Menurut Hegel, tipe ini memang harus dikemukakan di sini karena merupakan trend
Baru kesejarahan yang saat ini sedang marak di jerman. Apa yang dimaksudkan dengan sejaraj disini bukanlah sejarah itu sendiri melainkan sejerah penulis kesejarahan. Serta evaluasi kritis atas pertimbangan kesejarahan serempak dengan penyelidikan kebenarannya sekaligus uji kelayakan apakah penulis tersebut memang pantas untuk dipercaya, apa yang dimaksudkan disini menjadi perkecualian, sebab memuat pemikiran yang cerdas penulisnya di dalam menyerap suatu hal yang baru dari berbagai catatan kesejarahan, bukan dari hal-hal yang berada dalam diri mereka sendiri. Contoh: Bangsa Prancis dalam hal ini, memiliki pemikiran yang sangat bijak dan kontribusi yang sangat besar di bidangnya. Pada umumnya, mereka memiliki pemikiran yang sama, mereka tidak hanya sekedar melakukan validasi terhadap prosedur kritis inisebagai suatu hal yang menyangkut kesejarahan, tatapi lebih dari itu mereka telah mengorganisir evaluasisnya di dalam sebuah format risalah ilmiah yang kritis.

4. Spesialisasi
        Menurut Hegel, meskipun spesialisasi itu merupakan abstraksi dari keseluruhan, namun tipe ini merupakan sebentuk transisi menuju sejarah kefilsafatan dunia, dengan mengambil satu titik persoalan atau sudut pandang yang universal (misalnya saja, sejarah seni, sejarah hukum, sejarah agama). Pada masa kita sekarang, tipe sejarah konseptual ini telah dikembangkan sedemikian luasnya karena memang memiliki banyak keunggulan dibanding dengan tioe yang lain. Berbagai cabang dari bagian ini, terkait secara luas dengan totalitas sejarah suatu masyarakat. Hanya saja persoalannya adalah apakah totalitas itu memang betul- betul memiliki koherensi yang jelas atau hanya sekedar mencari-cari di dalam sirkumtansi- sirkumtansi eksternal. Pada kasus yang terakhir, kebetulan kelihatannya nampak asing sekali dan berbeda dengan masyarakat lainnya.

          Dengan demikian menurut Hegel, jika perenungan sejarah itu bisa mengikuti sudut pandang yang umum, maka disitulah yang memang pantas kita catat sebagai sebuah tipe yang benar-benar bagus. Berbagai sudut pandang tersebut tidak hanya memiliki benang merah dengan berbagai persoalan diluar ataupun bahkan kepentingan dari dalam saja, tatapi lebih dari itu, tipe refleksi ini merupakan semangat pendorong dari dalam atas setiap tindakan, fakta, dan peristiwa.

D. Kefilsafatan Sejarah
     Metode  terakhir yang di kemukakan oleh Hegel adalah metode filosofis. Menurut Hegel, metode yang ketiga ini, bagaimanapun juga, nampaknya tetap memerlukan uraian penjelas atau justifikasi.
Prinsip universal ini merupaka term "filsafat sejarah" yang tidak ada persoalan signifikan lainnya kecuali kebijaksanaan konsiderasi sejarah. Inilah yang dimaksydkan oleh Hegel pemikiran filsafat terhadap sejarah.

     Disamping itu Hegel juga mengemukakan pandangannya bahwa, Apabila para filsuf melakukan pendekatan sejarah dengan menggunakan tipe pemikiran ini, ia menghubungkan sejarah sebagai sebuah bahan dasar tidak dibiarkan begitu saja adanya, tetapi lalu ditafsirkan atau di uraikan sesuai dengan gagasan ide pemikirannya a priori. Akan tetapi sejak sejarah sedikit menghindari informasi yaitu apa yang sedang dan yang telah terjadi dari berbagai tindakan, fakta dan peristiwa dan sejak sejarah tetap berada pada batas-batas yang diberikannya sendiri, maka agaknya pendekatan ini nampak berada pada situasi konflik dengan bidang kajian filsafat. Dan inilah kontradiksi yang memang sedang terjadi bersamaan dengan terpaan dan celaan yang ditujukan pada tindakan spekulasi, yang memang harus dijelaskan dan ditemukan jalan pemecahannya disini. Namun demikian, hal ini harus dilakukan tampa memasukkan berbagai pembetulan dari sejumlah sudut pandang salah yang saat ini dipegangi (atau selamanya menjadi isapan jempol) berkenaan dengan tujuan, kepentingan, dan perlakuan apakah kesejarahan itu dan keterkaitannya dengan filsafat.

E. Tanggapan
        Dalam pandangan- pandangan di atas, yaitu metode-metode sejarah yang dikemukakan oleh Hegel, saya sangat setuju dengan metode-metode sejarah yang dikemukakannya, seperti asal usul sejarah, perenungan sejarah dan kefilsafatan sejarah, yang kesemuanya memberikan kita pemahaman baru mengenai sumber-sumber sejarah, serta berbagai tipe yang digunakan dalam sejarah.

     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar